Idul Adha 1436 H

Idul Adha 1436 H

images_181

Takbir sayup sayup bergema mengisi dimensi udara lembab. Waktu merangkak mengantar para hamba kepada kemenangan dari mengalahkan unsur kehewanannya, menerbangkan sisi spiritual ke langit Allah. Tebasan itu jadi pemutusnya. Pemutus dari sisi kerendahan yang senantiasa menarik para hamba ke jurang kehinaan. Inilah momen mematahkan segala kerendahan menuju Sang Kaliq Yang Maha Tinggi. Inilah momen mengalahkan ego rendah yang selama ini mengungkung diri.
Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar.. Walillahi ilham..
Semoga semua pengorbanan membawa kita menuju kepada kemuliaan di sisiNya, aamiin!
Hari raya ini beda dengan tahun tahun lalu. Aku tak Baca lebih lanjut

file file itu…

Di balik kelabunya kabut asap…

violin girl

Tarik nafas dalam, hembuskan perlahan..!
Tarik lagi, hembuskan..!
Uhuk..uhuk..uhukkk..

Bukan waktu yang tepat untuk olah pernafasan. Udara pagi ini lebih kotor dibanding kemaren. Mungkin arah angin sedang kencang bertiup ke sini. Mengutuki para pembakar hutan sama saja dengan menghardik angin. Perbanyak doa saja, semoga hujan lekas turun di titik titik api kebakaran lahan itu dan bernafas kembali jadi hak milik kita, utuh. Maka menghirup aroma sitrus dari kulit jeruk adalah salah satu solusi. Tentu saja sambil istighfar berulang kali. Berulang kali ditiap tarikan nafas berat yang entah bercampur partikel racun apa.

Pernahkan kau merasa terenggut tiba tiba?
Pernahkan kau merasa disekap dalam ruangan gelap dan tak melihat setitikpun cahaya? Pernahkah kau mengalami berhenti nafas ketika tidur, saat terjaga kau mendapati seseorang tengah memencet hidungmu?
Semua perasaan perasaan itu kualami pagi ini saat kehilangan satu folder penting di netbook miniku.
Ini memang bukan pertama kali kualami. Dulu, dulu sekali pernah juga kejadian pada file penting semasa di bangku belajar. Puluhan hingga ratusan halaman yang kususun berpeluh peluh, tiba tiba hilang tanpa jejak. Cari sana sini tak ketemu. Ubek sana ubek sini tetap sama, nihil. Akhirnya Baca lebih lanjut

Hatiku teriris…

Bayangkan, seonggok tubuh mungil tertelungkup ke basir basar di tepi laut. Pakainya masih lengkap dengan sepatu yang masih utuh. Sesekali ombak pantai menjilat jilati tubuh kaku tak berdosanya, mengantarkannya ke daratan. Ada lima tubuh kecil yang tertelungkup kaku di pantai itu. Diam tak bergerak. Mereka tidur pulas, tak akan pernah lagi membuka mata.
Ada yang turun berhamburan dari pelupuk mata. Cairan hangat yang tak hendak berhenti mengalir meski sudah ditepis beberapa kali. Tubuh tubuh kecil itu bukan ikan yang terdampar lalu nelayan mengerubunginya, berebut mengambil ikan atau minyaknya. Mereka adalah anak anak suriyah yang tenggelam di lautan. Mereka dihantarkan lautan untuk dikubur di daratan layaknya manusia. Mereka korban kepentingan yang terusir dari tanah kelahiran sendiri. Menghindari peperangan yang tak kunjung usai.

Hati mana yang tak menghangat Baca lebih lanjut

cernak; Telur Ajaib Doni

Cernak ini terispirasi dari dek Balqis, anak tetangga, yatim, masih kecil tapi sudah kelihatan jiwa dagangnya. Paling gak bisa lihat ayam peliharaannya bertelur, selalu dijual ke Ibu saya, sampai sampai ayam- ayam itu lari tiap kali Balqis masuk kandang ^_^

#terbit di Padang Ekspres http://m.padek.co/detail.php?news=20746

padekco-QTE41

”Kenapa kamu lari, Don?”

”Aku takut!” ujar Doni yang memang takut memegang telur.

”Tapi kan telur lukisnya harus dikumpulkan besok kata pak guru. Nanti kalau catnya gak kering, gimana?” protes Tika keberatan.

”Kamu aja yang kerjain sendiri!”

”Gak bisa! Inikan tugas kelompok,” Tika marah-marah.

Doni sejak sekolah TK tak berani lagi memegang telur ayam. Doni biasanya akan menjerit-jerit ketakutan jika disuruh memegang telur. Sejak peristiwa di pasar waktu itu. Saat itu Doni ikut Ibunya ke pasar. Doni yang sedang menunggu Ibu belanja iseng memainkan telur ayam. Ia gemas melihat telur ayam yang sangat banyak itu lalu memegangnya. Karena terlalu gemas telur itu pecah ditangan Doni.

Baca lebih lanjut

Anchor (alam) otomatis

Anchor (alam) otomatis

Ini lebih ke, “Any stymulus that is associated into a specific response.”

Istilah anchoring tentu tak asing bagi pegiat alam bawah sadar. Ia adalah sebentuk usaha pengendalian, jangkar, yang melajukan atau menghentikan sesuatu. Banyak hal yang bisa dijadikan anchor. Dengan menjentikkan jari misalnya, bertepuk, meninjukan kepal ke udara, dan sebagainya. Dengan anchoring alam bawah sadar akan bekerja otomatis mengakses sistem yang ditanamkan dalam diri. Hal paling sering dilakukan para praktisi biasanya mengakses rasa percaya diri, berani, dan sejuta hal positif lainnya yang diperlukan di suatu kondisi.
Contoh mudahnya, fenomena yang booming akhir-akhir ini, batu akik. Ada yang menjadikan batu akik sebagai anchor. Seolah jika tanpa batu akik, ia merasa tidak percaya diri, tidak berwibawa, hilang keberanian, dsb.
Ajaibkah proses ini? Tidak. Setidaknya itu menurut saya. Pandangan saya sebagai seorang bukan praktisi, apalagi ahli. Semua orang bisa melakukannya. Hanya perlu latihan berulang, seperti kata pepatah, lancar kaji dek diulang. Begitupun dengan sematan peristiwa.
Kadang kita sengaja memutar musik saat suasana emosi Baca lebih lanjut