Gandoriah (Cerita Rakyat dari Pariaman)

Indonesia Bercerita. Gandoriah. Eci FE

Sudah pernah ke pantai Gandoriah? Iya, pantai yang tiap tahun diadakan ritual budaya Tabuik itu, lho. Sudah tahu asal usul siapa itu Gandoriah? Yukk, simak kaba, retold, berikut ini.

Lidah laut menjilati pergelangan kaki perempuan berbaju kurung itu. Ia tak menepisnya meski air asin menyusup nakal berkali-kali menjalari rok batik tanah liatnya.

“Bialah pandan denai tinggalkan, pandanlah lapuk dalam sawah, biarlah badan berjauhan, asalkan di hati tidak berubah,” rayu lelaki yang menyusulnya.

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir ranum perempuan berambut panjang di balik selendang tipis. Kaki telanjangnya melambat namun tak jua tersusul.

“Mintalah sesuatu sebagai buah tanganku, apapun itu,” lelaki tinggi berisi itu membetulkan letak kopiah hitamnya.

Di tepian lautan Minangkabau, matahari makin tergelincir jatuh. Biduk-biduk nelayan ramai melaut. Namun perempuan berbadan ramping itu tetap diam. Ingatannya melancung pada beberapa pekan lalu. Di tempat yang sama, di tepian pantai Pariaman lelaki ber-sarawa, celana berpisak rendah sedalam mata kaki itu memelas. Anggun nan Tongga memohon diizinkan bertarung ke gelanggang sayembara di Sungai Geringging. Seorang pendekar sakti sedang mencari jodoh untuk adik perempuannya. Betapa kencang degub jantung Puti Gondan Gandoriah kala itu. Kekasih yang dicintainya semenjak kecil hendak mengadu nasib memenangkan sayembara pencarian jodoh. Namun tabiat Anggun nan Tongga yang berkemauan keras pantang ditegah, membuatnya terpaksa mengalah. “Pergilah,” ucapnya pasrah.

Pada sayembara itu sang pendekar tuan rumah berhasil dikalahkan dalam pertandingan memanah, menyabung, dan beberapa permainan lainnya. Pandeka muda itu pulang membawa kemenangan.

Petang yang beranjak senja, gadis berambut kepang dua itu kembali menimbang- nimbang. Sepatutnyakah ia…..(lanjutannya ada di buku, ya ^^  yuk buruan di koleksi. Selain saya, ada banyak para penulis top Indonesia lho di buku ini. Kisah-kisahnya lengkap dari Sabang sampai Merauke. Dijamin indak rugi memiliki buku ini. ) Baca lebih lanjut

Surat kepada mamak itu…

rumah gadang

Miris, malu, sedih, senang, susah, campur aduk rasanya begitu membaca surat yang tengah jadi viral di media sosial akhir-akhir ini. Ya, surat terbuka yang ditulis oleh seorang guru di Pariaman ditujukan kepada Walikota. Tentu tak hanya jadi fenomena di daerah kota Pariaman semata, termasuk juga lingkup kabupaten Padang-Pariaman. Entahlah dengan daerah lain di Minangkabau tercinta ini. Saya rasa tak jauh beda. Hanya masalah tempat saja.
Baca lebih lanjut

Tips: Membuat Mi Mentah

mie mentah

Mi, siapa sih yang tak mengenal makanan ini. Ia sudah ada sejak ribuan tahun silam. Masih diperdebatkan negara mana asal mula pencetus mi. Namun mi lebih dikenal dan jadi menu kesehariannya masyarakat Asia. Di Cina menghidangkan mi pada saat pesta ulang tahun dianggap sebagai simbol panjang umur. Di Jepang mi dijadikan teman minum teh. Ada banyak ragam macam mi. Ada mi ramen, mi soba, mi soun, mi spageti, mi udon, mi wai-wai, mi bakmi, mi sagu, mi instan, mi kwetiau, ifu mie, mi fetucini, mi bihun, dan banyak macam mi lainnya. Berdasarkan bahan dasarnya mi ada dua macam, mi dari bahan tepung dan mi dari banan nasi.
Untuk nama mi sendiri masing-masing negara punya sebutan masing-masing. Kita mengenalnya dengan sebutan mi. Orang Eropa menyebutnya pasta. Untuk pasta yang berbentuk memanjang di sebut noddle.
Penasaran dengan cara membuat mi mentah, saya pun akhirnya nekad membuatnya sendiri. Setidaknya Baca lebih lanjut