Senja menyambutku. Dalam bingkai kamera ia berwarna ungu lebih ke biru. Bukan jingga seperti sedia kala.
Pohon-pohon beringin yang dulu tumbuh merimbun, masih berdiri kokoh di seberang jalan. Di hadapan,
hamparan bukit berselimut kabut kelabu ucapkan selamat datang. Ia sembunyikan puncak gunung Talang yang
biasa tersembul di sela mahkotanya. Pelan dan pasti hawa dingin merasuk mengecutkan pori. Kabut dingin
yang dikirim bebukitan mengerubungiku. Beberapa kali tarikan napas, udara dingin di paru-paru menyeruku
masuk rumah segera. Dengan kaki berat kukuak pintu. Kutinggalkan sejenak senja yang biru..
Malam sempurna datang. Angin mulai berputar-putar. Ia permainkan dedaunan. Ia belai atap rumah. Semakin