catatan

Minggu pagi lagi asyik-asyiknya dengar kajian youtube tiba-tiba lantai yang sedang kutiduri bergoyang. Awalnya kupikir pusing kepala, taunya beneran gempa. Pintu kamarku bergerak. Aku lari keluar dan mendapati tanaman, kabel listrik, pot bunga gantung juga ikut bergoyang.

Seperti biasa, aku langsung cek informasi dari BMKG yang baru muncul setelah sekian menit gempa berlalu. Ah, benar dugaanku. Pusat episentrumnya di Mentawai lagi. Megatrhust itu lagi, 6,2 SR. Lalu disusul lagi gempa 5,4 SR. Pagi yang “buncah”.

Begitulah kisah gempa minggu pagi 11 September 2022 ini. Sebenarnya belum apa-apa dibanding gempa-gempa besar yang kami orang Sumbar alami dulu. Dimana buat berdiri saja susah apalagi berlari. Namun bukan berarti kami mengecilkan arti gempa yang belakangan makin intens terjadi.

Justru kami berharap dari gempa-gempa kecil ini, energy besar yang terpendam di patahan megatrush itu akan keluar perlahan. Sedikit demi sedikit. Jujur saja, traumaku belum sembuh dari gempa besar 2009 dulu. Sungguh.

Namun tak ada yang tahu rahasia alam raya ini. Begitu pun para pakar gempa mana pun di dunia. Hanya kepada Allah SWT kukembalikan semua urusan. Hanya padaNya aku berpasrah diri, pemegang hidup dan matiku Jika memang akan terjadi hal besar yang diperingatkan para pakar gempa itu, maka anggaplah ini sebagai salam terakhir dariku pada sahabatku semua.

Kediamanku hanya sejengkal dari pinggir laut. Jika ombak raksasa yang diprediksikan itu terjadi, maka kamilah tim penyambut pertamanya. Ah sudahlah. Aku nggak lagi berimajinasi, kok, haha. Tapi beneran, daerahku nggak ada daratan tinggi terdekatnya untuk didaki. Juga gedung tinggi untuk evakuasi. Untuk lari bawa motor misalnya, aku kok ragu bisa melakukannya dalam jangka waktu sedekian cepat (jika hitung-hitungan waktu itu benar, ya). Apalagi kalau kejadiannya malam, wallahu’alam..

Nah, anggap saja ini kata-kata perpisahan dariku, kelak jika kalian temukan aku sudah nggak ada lagi di dunia ini, entah karena sebab apa, toh sebab hanyalah pengantar dari sebuah akibat hehe, anggaplah ini sebagai penyambung lidah.

Ya, intinya, aku sayang kalian. Dan aku mohon maaf sebesar-besarnya atas apa pun itu. Aku banyak dosa dan punya banyak kesalahan pada kalian. Mohon, plisss, maafkanlah aku. Bukakan pintu maaf untuku. Entah salahku sengaja atau aku nggak sengaja. Entah karena kilaf lisan atau pun tulisan, pliss maafkan aku, gaes! *sungkem* percayalah, aku nggak pernah bermaksud menyakiti siapa pun. Adalah doaku agar aku jangan sampai berakhlak buruk pada siapa pun. Kita semua bersaudara. Kalau aku ada hutang, pliss ditagih, ya! Dan aku sudah maafkan semua salah kalian padaku. Insya Allah..

Nah, sekian saja dariku. Kuharap ada yang baca ini hihi. Sampai jumpa di mana pun Allah takdirkan kita bersua.

Salam sayang,

Eci FE ^^