Autoimun; Lupus

autoimun

Saat mendengar kata autoimun apa yang terbayang di benak? Selama ini kita kan sering tuh dengar sistem imun atau imunitas. Ia sering dikaitkan dengan ketahanan tubuh atau lazim kita sebut daya tahan tubuh. Dan setiap manusia dibekali sistem imun ini sebagai tentara pertahanan tubuhnya. Saat sedang flu, pilek, ini adalah salah satu fenomena gangguan imun. Tapi masih kadar rendah. Trus kita dikasih vit. C biar imunnya kembali pulih. Nah, apa dong hubungannya sama si autoimun, sepupuan, kah? Yuk ah, capcus… go! ^^

Jika dlihat dari arti kata, Auto berarti diri sendiri dan imun berarti sistem pertahanan tubuh. Jika didefinisikan autoimun berarti sistem pertahanan tubuh yang menyerang dirinya sendiri. Nah, untuk gampangnya memahami si autoimun ini, kita analogikan beliau sebagai tentara di sebuah negara, dimana tugas utamanya melindungi tanah air dari serangan musuh yang datang dari dalam dan luar. Maka kasus autoimun ini adalah fenomena dimana tentara menyerang tentara. Alat pertahanan menyerang alat pertahanan itu sendiri akibat saling tidak mengenali lagi. Sudah jelas dong ya hubungan mereka berdua itu apa?! Yak, semacam gerakan pemberontakkanlah kira-kira. *horornya.. >_<

Selama ini lazimnya autoimun diidentikkan dengan si Lupus. Namun sebenarnya banyak gangguan yang terkategori ke dalam autoimun ini. Seperti, diabetes tipe I, penyakit radang usus, graves, multiple sclerosis, psoriasis, rematik, scleroderma, sistemic lupus eritmatosus (lupus). *ribet ya nyebutin nama mereka hmm..*

Pada tulisan ini saya mau bahas soal Lupus saja. Selain karena hutang nulis topik ini, kemaren lusa sempat kaget tiba-tiba muncul status dari akun teman yang sudah berpulang gara-gara si autoimun ini. Semoga beliau diberi tempat terbaik di sana dan keluarga yang ditinggal tetap tabah, aamiin. Dan semoga apa yang saya tuliskan ini, meski tak seberapa, ada manfaatnya bagi kita semua. Setidaknya akan jadi pengingat, Lupus itu bisa menyerang siapapun yang kita anggap sehat-sehat saja selama ini.

Setelah berkenalan dengan pengertian si autoimun, saya mau sedikit cerita nih tentang teman saya yang lain. Selintas tentang perjalanan hidupnya bersama si penjajah Lupus. (kembarannya kumpeni kali yak, main jajah anak orang aja hehe..*rileks)

Karena mengira hanya kecapean sehabis kerja, ia memutuskan tidur lebih awal. Perempuan muda yang sedang aktif-aktifnya ini pada pagi harinya tiba-tiba tak bisa mengerakkan badan. Sendi-sendinya kaku, kepala pusing, panas tubuhnya tinggi. Lumpuh. Saat dibawa ke dokter, didignosa kena cikungunya, panyakit akibat gigitan nyamuk dengan gejala sendi-sendi kaku jika digerakkan itu, lho.
Lalu dikasih obat, rawat jalanlah ceritanya. Tak kunjung ada ansuran, tetap lumpuh, sekian kali bolak-balik berobat tetap sama, lalu diputuskanlah untuk dirujuk ke rumah sakit. Di rumah sakit beliau didiagnosa typus. Saya kurang faham juga gimana ceritanya bisa begitu, mungkin karena Lupus sedang menyerang organ cernanya seperti yang terjadi pada pasien typus pada umumnya. Eh iya, sebelum dirawat, ada juga diagnosa yang menyatakan beliau ini kena asam urat. Tapi setelah cek darah, kadar asam uratnya aman, normal.

perang imun
Setengah bulan di rumah sakit, muncul ruam-ruam merah di kulit. Kesadarannya timbul tenggelam. Ambil darah lagi buat dicek. Oh ya, selama di rumah sakit ini beliau tetap lumpuh, tak ada anggsuran. Lalu apa hasil cek darahnya? Tak ada hasil. Nah gimana ceritanya tuh, kok sampai tak ada hasil. Yak, ternyata pada tahun itu alat medis belum menunjang. Si Lupus masih langka jadi belum dikenali betul sosoknya. (tepatnya belum ada pikiran ke sana kali, yak). Bosan nginap di rumah sakit beliau keukeuh minta pulang. Ya sudah dibawa pulang. (*horeeey bisa pulang..! Mungkin seperti itu ekspresinya hihi..^^v ). Secanggih n sebagus apapun rumah sakit, tetap saja tak ada yang betah nginap lama-lama.

Ehem, tulisan ini sengaja saya tulis pake gaya alay, santai maksudnya. Biar enggak stres. Kan si stres bisa mempercepat pengrusakkan tubuh, kan, yak. Sebentar, kenal petinju dunia Muhammad Ali? Iya petinju yang kabarnya waktu tanding bikin bapak-bapak zaman dulu pada numpuk depan tipi. (seneng bener lihat orang pukul-pukulan, heran deh ckckc *ehh). Nah, dia tu selalu sesumbar bilang, “Akulah petinju terbaik di dunia. Aku selalu memprediksikan kemenanganku…..” selintas orang-orang pasti mikir, nih orang sengak amat yak, sombong! Eits, coba deh kita lihat dari sudut pandang berbeda. Si kakek petinju ini sebenarnya sedang mensugesti dirinya. Dengan modal itu ia akan menyiapkan diri pada sebab-sebab teraihnya kemenangan. Menganggap musuhnya pantas dan layak dikalahkan. Dan konsep inilah yang sedang saya terapkan di sini. Si Lupus tukang jajah itu juga bisa dikalahkan. Jangan sampai kita gentar, takut, terbirit-birit lari karena merasa seram duluan. Maka sebaik-baik solusi adalah mengenali musuh dengan baik. Kenali si Lupus hingga ke akar-akarnya. Trus suruh minggat deh. Nah, itu! *maaf yak, kepanjangan *bagi yang kurang berkenan, plisss maafkeun! ^^v

Dari penjelasan diawal tadi kan dibilang tuh, mereka si sel imun itu saling menyerang karena tak saling kenal lagi. Nah, apa ceritanya kok sampai begitu?
Jangan-jangan pada oplas (operasi pelastik, bo’), atau jangan-jangan pada kena gendam, hilang kesadaran kayak orang mabok. Hihi..
Baiklah, mari kita beranologi lagi. Anggap si sel imun itu berbentuk Doraemon. Lalu tiba-tiba terjadi tragedi, penggrusakan yang bikin penampakkan pasukan Doraemon ini beda. Entah itu karena bawaan genetik, faktor obat-obatan, atau pengaruh lingkungan, terpapar apalah githu ya. Kepala bulat Doraemon sompeng, hidungnya pindah letak ke perut, tangan di kaki, kaki di kepala, kantong ajaibnya pindah ke bokong, kumis tinggal sebelah. Berubah bentuklah, intinya. (Doraemon yg imut berubah rupa jadi alien gagal move on, duh, kasiannn 😦 ).
Sebagai tentara negara yang wajib melindungi negara, pasukan Doraemon tiap saat harus tempur melawan musuh yang masuk. Kebayang, kan, suasana medan perang? Berkecamuk saling hantam. Maka beraksilah pasukan Doraemon. Karena kelewat gahar, sangar, sampai-sampai pasukannya sendiri ditumpas juga. Mungkin pas lihat teman sebelahnya aneh, dia langsung tumpas, karena dikira musuh. (alien dilarang masuk :v ). Pertumpahan darahpun tak terhindarkan, tumbanglah pasukan Doraemon satu persatu. Pertahanan negara jadi longgar. Musuh bersuka cita. Menyerang organ-organ terlemah. Seperti itulah kira-kira cara kerjanya si Lupus kumpeni ini.

Kembali ke teman saya di atas. Sesampainya di rumah, sudah pulih kesadarannya, sudah bisa ngobrol juga. Eh, tau-tau dia kejang-kejang, tak sadarkan diri. Balik lagi nginap di rumah sakit. Seperti ini terus selama dua tahun. Kulitnya perih sangat jika kena matahari. Stamina rendah, gampang capek. Setelah kejang-kejang, beliau koma tiga hari. Setelah sadar, dia kehilangan ingatan, gak ingat apa-apa, amnesia. Keluarga sudah pasrah, harapan hidupnya tipis. Akhirnya ketahuanlah beliau ini mengidap Lupus. Saya lupa persisnya kapan divonisnya dipas tahap apa. Ginjal, hati, otak, tulang, organ cerna, kulit, semua diserang. Ada tiga orang pasien yang dirawat di tempat itu dengan penyakit sama.
Teman saya terkatung-katung antara hidup dan mati. Tak kalah terpukulnya pihak keluarga yang menunggui. Maka jika menjenguk kerabat yang sakit, selain si pasien, hibur jugalah keluarga yang mendampinginya. Nabi juga mencontohkan begitu. Katakan, kesembuhan itu mutlak adalah haknya Allah semata. Bukan karena hebatnya obat-obatan, metode penyembuhan, berpengalamannya praktisi medis/non-medis. Sampaikan, harapan itu masih ada dan akan selalu ada. Jangan malah menakut-nakuti. Egois namanya, menyampaikan ke pasien bahwa obat belum ditemukan, anda akan cacat seumur hidup, atau obat/terapi ini hanya bersifar mengulur waktu, anda tak mungkin sehat lagi. Berikanlah harapan. Setidaknya akui saja, ilmu kami memang belum sampai dan kami kehabisan akal menangani kasus anda, kita kembalikan semua kepada Sang Pemilik Tubuh ini saja. Arahkan pandangannya ke langit biar terang. Jangan biarkan menekur, tertunduk putus asa. Selalu ada harapan. Bukankah Nabi sendiri yang bilang, Allah yang menurunkan penyakit, Allah jugalah yang menyembuhkan. Tiap penyakit pasti ada obatnya. Saya akui, memang letih untuk sampai keketinggian keyakinan ini. Tapi setelah berada di titik ini, akan terlihat terang di ujung sana. Ada harapan.

Kabarnya, aspek spiritual, mental, sangat berpengaruh dalam menggapai kesembuhan. Saya salut dengan kekuatan hati keluarga dan teman saya ini. Juga pada tim medis yang bekerja keras membantu. Setelah tahun-tahun yang sulit terlewati. Teman saya bertahan hingga kini. Namun beliau jadi ketergantungan obat. Berlarut-larut mengosumsi obat-obatan kimia malah menimbulkan efek samping. Namun jika putus sehari saja, tulangnya sakit dan sendi tak bisa digerakkan, masih banyak keluhan lainnya. Terbayang kan, ya, dengan keluhan sebanyak itu, mag, tulang, ginjal, dll, berapa banyak obat yang harus dia telan.Dokter juga kuatir, bak makan buah simalakama. (buah apaan itu yak?)

Duh, saya jadi ingat episode terakhir Doraemon nih, ‘Stand by Me.’ Saat Doraemon harus pulang ke abadnya. Tugas menemani si ceroboh Nobita sudah selesai. Nobita sedih berat kehilangan sahabat karibnya. Tapi apa boleh buat, peraturan di dunia robotik Doraemon tak bisa diganggu gugat. Doraemon pergi. Ditengah kegalauan Nobita yang ditinggal pergi, ia berucap kalimat yang membuat pengecualian bisa terjadi. Ah, nobita, si ceroboh menyebalkan itu memang punya hati yang tulus. Sampai-sampai Sisuka lebih memilih si bodoh ini di masa depan. Dan terjadilah keajaiban itu. Doraemon kembali. Semuanya senang.

Dan begitupun dengan teman saya ini. Ia bertemu dengan pengobatan Thibbun Nabawi. Singkat cerita beliau sudah lepas dari ketergantungan obat kimiawi. Saat ini sudah dinyatakan bebas dari Lupus. Beralih ke obat-obatan herbal yang minim/non side-effect. Hanya kadang kalau keseringan lama duduk, pinggangnya sering sakit. Mungkin karena ginjal organ yang paling parah kena serangan, juga harus ekstra keras menyaring racun dari obat-obatan. Tak ada yang mustahil di muka bumi ini. Oh ya, dari tiga pasien yang senasib, hanya beliau yang lolos dari jajahan si Lupus. Begitu ganasnya jajahan si autoimune yang satu ini. Namun hari-hari berat itu telah lewa baginya kini. Yang tinggal adalah rasa syukur yang teramat besar. Semangat hidup yang nyala kembali. Semoga beliau tetap sehat. Kita semua tetap sehat. Si autoimune minggat.

Kita adalah apa-apa yang kita makan. Untuk itu jagalah pola makan dan pola hidup. Ikuti ritme tubuh. Masing-masing organ punya jam tayang masing-masing. Jangan diporsir. Dan yang terpenting dari semua itu, jaga hatimu, limfa, organ-organ pertahanan. Hidup ini sebentar saja. Nanti, esok, lusa, atau entah kapan, giliran berpulang itu pasti datang. Untuk itu, mari membuka hati saling memberi saling menerima. Sekian dulu cuap-cuap saya. Salah dan kurang mohon dimaafkan, ya. Semoga bermanfaat! ^_^

 

gambar: Google

12 respons untuk ‘Autoimun; Lupus

  1. Uniek Kaswarganti berkata:

    Teman saya ada juga yg menderita lupus. Klo pas lagi kumat gitu sampe gak bisa jalan. Namun semangatnya luar biasa, dia berusaha hidup normal demi anak2nya yg msh kecil

    Suka

  2. rita asmaraningsih berkata:

    Aku pernah punya kerabat yang terkena Lupus.. Awalnya kami gak begitu ngerti Lupus ini penyakit apa.. Dia menyerang pada kulit di wajah, kaki, dan tangan.. Kadang2 sampe merah banget dan sampe terkelupas kulitnya.. Kalo sudah mengelupas perih sekali katanya.. Dia skrg sudah tiada bukan karena Lupus tetapi kecelakaan ditabrak bus kota..

    Suka

  3. oka nurlaila berkata:

    Teman saya juga ada yang sakit lupus. Ke kampus harus pake masker dan payung. Soalnya gak boleh kena panas. Alhamdulillah, sekarang dia jadi lebih baik. Saya sangat salut akan semangatnya. Meskipun belum pulih total.
    oh ya pengobatan thibbuna nabawi dimana ya? siapa tai teman saya juga mau pengobatan tsb.

    Suka

    • Eci FE berkata:

      Wah hebat, kasih dukungan terus temannya, makin semangat makin besar peluang sembuhnya..
      oh ya, teman sy itu terapi dg terapis Thibbunnabawi n pakai produk herbal HPAI..
      insyaAllah terjamin n gk tjangkau.. bisa lihat2 dlink ini https:// hpaindonesia .net/
      terapisny ad dimana2, kok

      Suka

  4. novaviolita berkata:

    walau ngomongnya santai..di analogikan dengan doraemon tetap aja bikin bergidik..

    semoga kita dilindungi dari penyakit semacam itu… dan diberikan kesembuhan bagi yang sedang sakit..aamiin..

    Suka

    • Eci FE berkata:

      Seperti yg sy ceritain, awalnya berobat medis. Lalu disambung pengobatan thibbunnabawi (pengobatan ala Nabi) n pakai produk herbal HNI (dulu namanya HPAI). Setau sy begitu n sayangnya sekarang sy hilang kontak dg beliau, jadi gak tau kondisinya sekarang gmn. Terakhir ketemu emang udah sembuh sih..

      Suka

Tinggalkan komentar