Buku Anak: Upacara Batagak Kudo kudo

IMG_20200717_140447

Hallohaa…😃

Kenalin, ada buku anak bertema budaya tulisan saya. Seperti judulnya, buku ini bertemakan upacara adat. Tepatnya adat minang.

Berkisah tentang petualangan si Panca ke tanah minang, tepatnya kota Pariaman. Panca ikutan upacara juga nih ceritanya. Ditemani Majo si anak manja tapi lucu. Selama di Pariaman Panca belajar banyak n juga ikut memecahkan masalahnya Majo. Seru!

Oh ya, cerita dikit yak. Chapterbook ini saya tulis tahun 2017 lalu. Diterbitkan oleh Kemdikbud, tepatnya oleh Direktorat Jendral Kebudayaan yang merupakan salah satu seri dari buku buku pengenalan budaya Nusantara.

Buku fisiknya selesai tahun lalu. Bentuk ebooknya sudah lebih dulu tayang di web Kemdikbud. Kalau saya gak salah bisa diakses di sini

Kenapa baru posting sekarang? Hehe..lupa.🙈 Padahal bukunya udah edar ke sekolah SD se Indonesia. Maafkeun. Harapan saya, semoga buku ini bermanfaat bagi adik adik n bisa menghibur. Sekian dulu. Makasi sudah mampir. 🙏

Jika Naskah Ditolak Penerbit

Menerbitkan karya berupa buku itu dambaan setiap penulis. Setelah kerja keras menyelesaikan naskah, lalu karya dikirim ke penerbit dengan hati berbunga-bunga penuh harapan baik. Namun ternyata naskahnya ditolak penerbit. Huuhhh pasti rasanya sakit banget, kan? Samalah kayak sakit patah hati, yeay or nay? *.*

Seorang teman mengaku putus asa setelah karya pertamanya ditolak penerbit. Padahal ia sudah menulis dengan susah payah, menghabiskan waktu, tenaga, dan tentu saja menguras pikiran. Semangatnya menggebu ketika menawarkan sang anak keratif ke penerbit. Namun setelah menunggu sekian lama, jawaban yang ia terima malah membuatnya putus asa. Naskahnya ditolak penerbit dengan catatan koreksian sana sini. Ia patah semangat dan memutuskan tak akan menulis lagi.

Baca lebih lanjut

Be hind the scenenya Moslem’s Life Style (buku)

buku Moslem's Life Style

buku Moslem’s Life Style

Alhamdulillah, itu yang kuucap saat terima email dari penerbit.
Tahun lalu, aku mengirimkan dua naskah ke penerbit Tiga Serangkai. Satu non fiksi, satu lagi fiksi. Jujur saja, aku berharap banyak pada naskah fiksi, karena naskah itu baru saja kutulis sepenuh hati. Aku juga berharap naskah non fiksiku diacc, karena naskah itu sudah sekian kali keluar masuk penerbit dan tertolak. Sempat mau Baca lebih lanjut

Gandoriah (Cerita Rakyat dari Pariaman)

Indonesia Bercerita. Gandoriah. Eci FE

Sudah pernah ke pantai Gandoriah? Iya, pantai yang tiap tahun diadakan ritual budaya Tabuik itu, lho. Sudah tahu asal usul siapa itu Gandoriah? Yukk, simak kaba, retold, berikut ini.

Lidah laut menjilati pergelangan kaki perempuan berbaju kurung itu. Ia tak menepisnya meski air asin menyusup nakal berkali-kali menjalari rok batik tanah liatnya.

“Bialah pandan denai tinggalkan, pandanlah lapuk dalam sawah, biarlah badan berjauhan, asalkan di hati tidak berubah,” rayu lelaki yang menyusulnya.

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir ranum perempuan berambut panjang di balik selendang tipis. Kaki telanjangnya melambat namun tak jua tersusul.

“Mintalah sesuatu sebagai buah tanganku, apapun itu,” lelaki tinggi berisi itu membetulkan letak kopiah hitamnya.

Di tepian lautan Minangkabau, matahari makin tergelincir jatuh. Biduk-biduk nelayan ramai melaut. Namun perempuan berbadan ramping itu tetap diam. Ingatannya melancung pada beberapa pekan lalu. Di tempat yang sama, di tepian pantai Pariaman lelaki ber-sarawa, celana berpisak rendah sedalam mata kaki itu memelas. Anggun nan Tongga memohon diizinkan bertarung ke gelanggang sayembara di Sungai Geringging. Seorang pendekar sakti sedang mencari jodoh untuk adik perempuannya. Betapa kencang degub jantung Puti Gondan Gandoriah kala itu. Kekasih yang dicintainya semenjak kecil hendak mengadu nasib memenangkan sayembara pencarian jodoh. Namun tabiat Anggun nan Tongga yang berkemauan keras pantang ditegah, membuatnya terpaksa mengalah. “Pergilah,” ucapnya pasrah.

Pada sayembara itu sang pendekar tuan rumah berhasil dikalahkan dalam pertandingan memanah, menyabung, dan beberapa permainan lainnya. Pandeka muda itu pulang membawa kemenangan.

Petang yang beranjak senja, gadis berambut kepang dua itu kembali menimbang- nimbang. Sepatutnyakah ia…..(lanjutannya ada di buku, ya ^^  yuk buruan di koleksi. Selain saya, ada banyak para penulis top Indonesia lho di buku ini. Kisah-kisahnya lengkap dari Sabang sampai Merauke. Dijamin indak rugi memiliki buku ini. ) Baca lebih lanjut