Kisah ini lanutan dari Ketila mimpi tak jadi kenyataan #1
(Peringatan: tulisan ini mengandung unsur narziz level 8,5 ^^v )
Dipelataran, saat Fira dan Liza duduk di troli
kosong, Tika berlarian menyeret koper. Tika
melambaikan tangan, tanda buru buru. Ia masuk,
segera check in. Tak lama dari arah belakang, Tika
muncul lesu.
Psssttt…… Rupanya korban
nambah
Lima menit sebelum datang pesawat
Tika udah take off, berangkat duluan. Tika gigit jari.
Berita baiknya, semua calon penumpang dari
Bandung hari itu dipastikan telat dan batal
terbang. Kenapa baik? Karena malam cukup
mengerikan jika terjaga saat sepi lagi gulita…ihiirrr seyemm,
banyak drakulanya.. 😀
Besoknya, mereka dapat jadwal terbang jam sebelasan.
Itu artinya, mereka harus menghuni bandara sehari semalam lagi. Ada
tawaran penginapan dari keluarga Liza. Tapi dari
hasil kalkulasi angka, ongkos taxi, biaya makan, de el el-nya,
sebaiknya mereka berdiam di bandara saja.
Di dompet Fira tinggal selembar gambar bapak proklamator saja. Tiada penggandaan.
Atm? jangan ditanya, hihiks…