#1. Apa itu Diabetes Melitus?

diabetes
Diabetes, salah satu jenis “hantu” mematikan yang ditakuti penduduk dunia. Belakangan tak hanya menggerogoti usia dewasa, tapi juga menyerang usia muda. Tak heran angka pengidapnya-pun semakin tinggi.
Diabaetes melitus berasal dari bahasa Yunani yang berarti tembus atau pancaran untuk diabainein. Rasa manis untuk mellitus. Di negara kita lebih dikenal dengan penyakit kencing manis.
Dalam bahasa sederhana diabetes adalah penyakit akibat tidak tercukupinya kebutuhan insulin. Atau tubuh tidak memperoleh insulin yang cukup. Sistem metabolik terganggu.

Sebelumnya kita kenali dulu gejala-gejala yang lazim terjadi pada penderita diabetes. Diantaranya, sering kencing dalam waktu berdekatan, sering merasa haus, sering lapar padahal baru habis makan, berkurangnya berat badan dengan draktis, nafas bau (tertentu), sering merasa lelah, hilang konsentrasi, lama sembuhnya jika luka, dan beberapa gejala lainnya. Pada gejala lanjutan, diabetes melitus akan merembet pada penyakit lain atau biasa disebut komplikasi.

Kita sering dengar, penderita diabetes mesti suntik insulin agar kadar gula darahnya normal lagi. Lalu apa pentingnya sih Insulin bagi tubuh hingga menyebabkan terjadinya diabetes?

Tubuh merupakan bagian dari alam. Hukum kesimbangan juga berlaku dalam tubuh manusia. Jika kesimbangan terganggu maka fungsi tubuhpun rusak. Dalam kasus diabetes, pangkreas adalah pemegang kuncinya sebab ia-lah yang bertugas menembakkan insulin pada saat proses pencernaan. Insulin adalah salah satu jenis hormon yang diproduksi oleh pangkreas. Tubuh akan terganggu jika kadar gulanya berlebih atau sangat kekurangan, dan di sinilah Insulin sangat berperan.

Sel-sel di seluruh tubuh membutuhkan makanan yang persediaannya ada dalam darah. Pada kasus diabetes jumlah/produksi insulin yang tersedia kurang, minim sekali, atau malah terhenti. Sementara sel-sel ini hanya bisa makan jika insulin membukakan ‘pintu’ makanan untuk mereka. Sebagai akibatnya, sel-sel jadi kelaparan. Lalu sinyal tubuh mengirim pesan ke otak berupa rasa lapar. Hal inilah yang terlihat pada mereka yang sering makan namun tak kenyang-kenyang. Tak bertenaga sehabis makan. Lalu jumlah glukosa dalam darah jadi menumpuk, tak terpakai. Kondisi inilah yang mendefinisikan seseorang terkena diabetes.

Pada perjalanan angkutan darah selanjutnya, Baca lebih lanjut

  SALAM JENGKOL (Tips mengolah jengkol agar tidak bau)

jengkol

“Cantik-cantik doyan jengkol ckckck..!”
“Enak tau!” makan dengan lahap.
“Gak takut bau, Tan?”
“Siapa bilang, kan ada trik rahasianya….”

Suatu hari si tante minta dikirimi jengkol dari kampung halaman. Katanya jengkol di kampung lebih enak daripada yang dijual di ibukota. Entah apa bedanya, bukannya dimana-mana bentuk jengkol itu sama saja, ya? Bewarna gelap lembayung tua, biji kuning kemerahan jika sudah matang. Bertekstur keras dan pahit jika masih mentah. Mungkin hanya para pecinta jengkol saja yang tahu dan bisa membedakan cita rasanya. Dan beberapa waktu lalu harga jengkol di pasaran sempat menyaingi harga daging sapi. Bukankah ini sebuah peluang usaha, bertanam jengkol?
Di lain waktu tante yang lain makan lahap dengan sepapan lalap petai, maknyos, neng! ujarnya kalap. Antara petai dan jengkol, selain bentuknya mirip, memiliki sifat yang sama, bau. Selain dilalap, si tante juga suka mengolah si jeng-kol jadi semur. Semurnya enak, khas Sunda. Selain disemur jengkol juga enak digulai, digoreng, dibakar, dan berbagai olahan lainnya. Tentu hanya pecinta jengkol yang tahu persisnya. Banyak lagi kisah-kisah unik terkait si jeng-kol ini. Mungkin masing-masing kita punya cerita manis tentangnya.
Jengkol atau jariang bahasanya kampung kami, selain terkenal dengan pro-kontranya itu, ternyata ia mengandung banyak manfaat juga. Tanaman yang hanya ada di Asia Tenggara ini berjenis polong-polongan, terkenal sangat baik dalam menyerap air tanah. Sangat berguna dalam konservasi air di suatu tempat.
Selain itu di sisi kesehatan jengkol mengandung Baca lebih lanjut