Yang pernah menulis, entah itu skripsi, novel, paper, atau karya lainnya, pasti kenal yang namanya writer block. Atau yang lebih sering saya sebut “mampet.” Tiba-tiba pikiran mentok tak bisa diajak lanjut. Persis seperti terjebak macet di jalanan ibukota. Maju susah. Mundur pun susah. Naskah yang awalnya dimulai dengan semangat empat lima, tiba-tiba mampet di tengah jalan. Loyo kehilangan tenaga. Ujung-ujungnya melarikan diri dengan sejuta alasan.
Nah, sebenanrya apa sih yang terjadi saat gejala ini melanda penulis? Bisa macam-macam penyebabnya. Masing-masing penulis punya alasan masing-masing tentunya. Namun kali ini saya akan coba urai. Siapa tahu bisa membantu.