Lantur

Kali ini kupilih menjauhi gravitasi saja. Kenapa begitu? Jika sedang banyak waktu, sila lanjutkan lanturan saya ini. Kau kan temukan sekilas jawabnya. Tapi jika sibuk, diskip aja. Gak apa apa, daripada buang waktu.

Baiklah. Jika berpikir bumi ini terlalu besar hingga tak mungkin untuk dijelajahi, mungkin kamu salah. Coba deh tengadah. Tengok ke angkasa sana. Luuuuaaassss sekali jagad raya ini. Ada yang lebih luas ketimbang bumi ini. Kita hanya kepingan debu yang terserak di antara jutaan benda angkasa.

Bumi ini, galaksi bima sakti ini, galaksi galaksi lainnya, semua terserak dalam ruang waktu yang belum tentu mungkin bisa kita jelajahi. Jagad raya ini bergerak bak tumpahan tepung di udara, menyebar dan terus menerus mengembang saling menjauh dari waktu ke waktu.

Ya, begitulah alam raya ini bekerja dalam senyapnya. Mengesankan. Penuh tanya. Tak akan cukup waktu untuk membahasnya, mempelajari seluk beluknya, memecahkan misterinya.

Pengen deh bisa nongkrong di angkasa sana. Duduk duduk ngeteh sambil melihat kedip bintang berjarak jutaan tahun cahaya. Tapi takutnya aku malah bikin kacau alam raya. Konon, kalau aku iseng menuang logam cair ke udara, benda itu akan menggumpal dan mengembang jadi bola, bulat sempurna. Tegangan permukaan yang membentuknya.

Begitu pun yang terjadi dengan benda benda besar di angkasa, bulat seperti bola ulah bergabungnya energi dan gravitasi. Aku jadi membayangkan alam raya ini bak sekumpulan bola dalam kolam mandi bola. Menakjubkan.
Tapi, jika yang kutumpahkan itu air mata, apa akan jadi bola bola yang lantas memadat, membesar dan jadi planet planet duka juga? #ehh..gk ding. Maksudnya, air teh hehe…
Akankah jadi planet planet baru di semesta? Khusus buatku menepi saja. Cieee privatisasi..πŸ˜‚

Dan para ilmuan itu bilang, jika pengembangan alam semesta membuat benda berpencar pencar saling menjauh, maka sebaliknya yang dilakukan oleh si gravitasi. Ia malah ingin membuat benda benda berkumpul. Sekarang paham kan kenapa tak kusukai gravitasi saat ini. Ya, begitulah. Andai dimengerti, tapi ya sudahlah. Mari saksikan saja kerja alam raya ini. Siapa tau dapat pesan dari luar angkasa, dari alien yang konon lagi sembunyi entah di mana..πŸ‘½πŸ›ΈπŸŒπŸŒ 

Wahai..

Nasehati dirimu
.
.
.
.
.
.
.
.
Kadang, sangat perlu menasehati diri sendiri lebih banyak ketimbang cuap cuap ke orang lain.

Seringnya yang butuh dinasehati itu sebenarnya diri sendiri malah. Nah.. Kali ini saya pengen banget nasehatin diri saya. Khusus buat diri sendiri. Anggaplah sebagai kado terindah. Begini bunyinya. Ehemmm….ehemm..

Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!
Wahai diriku, bersyukurlah!

Nah, semoga nasehat ini meresap ke dalam diri saya. Aamiin! 🀭
Mohon doakan manteman nasehatnya benar benar termakan oleh saya. Jangan sampai mental. Hehe..

Ya, benar, kan? Hidup ini emang bergulir di antara sabar dan syukur saja kan, ya. Kalo gak dipaksa bersabar, ya dipaksa bersyukur. Sesimple itu. Dunia mah semu belaka, kok. Sementara saja. Jadi mari banyak banyak bersyukur saja. Kalo dah mentok, ya, mari bersabar saja. Itu! πŸ˜‚

Sekian dulu. Jangan kapok, ya..πŸ™βœŒπŸ˜„

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Dear, Mom

Thank you, Mom, for taking care of me when i’m…… I still need you.. untill the end of my life..

Mom, thank you for a million kindnesses. Thank you for everything you given to me. Thank you…❀

Love

your daughter πŸ’šπŸ’šπŸ’š