Cinta dan Benci Mi Instan

Kadang kita akan dipertemukan dengan sesuatu yang ingin dihindari. Mi instan ini, sesuatu yang saya koar koarkan untuk dijauhi. Namun di lain sisi adalah sesuatu yang ingin sekali dicicipi.

Antara cinta dan benci, koar koar saya

Sepenggal Riwayat Tentang Masak Telur Mata sapi dan Sebuah Konsekuensi

Peringatan awal, tulisan ini agak sedikit gimana githu yak, konyol! Hihi….
Saya pikir tak ada manusia yang tak mengenal makanan satu ini, telur. Dan saya pikir juga nih, gak ada orang (kecuali sebagian kecil saja) yang gak bisa masak telur. Mau telur dadar kek, omlet (eh ini telur dadar juga kan yak? hoho),

telur orak-arik, telur setengah matang, telur matang beneran, telur kukus, telur rebus, telur asin, telur mata sapi (pssttt…kenapa harus mata sapi sih namanya? Saya kan jadi bayangin dendeng batokok, dehh *huuu…kukuruyuk), telur….apalagi yak, de el el lah pokoknya. Semua pada suka. Termasuk anda. Betul?

Resep: Goreng jagung

Ini tak seperti bunga gugur yang tak mungkin kembali ke tampuknya. Kenangan masa kecil ini akhirnya muncul lagi. Apa-apa yang pernah dikecap lidah di masa lalu, akan minta diputar ulang dalam bentuk nyata. Yak, saya merindukan gorengan yang dulu sering saya makan. Dan siang ini kebetulan ada bahannya. Langsung saja eksekusi. Tidak rumit apalagi mahal. Yang penting bagi saya itu, tautan rasanya masih sama seperti dulu. Seperti bertahun-tahun lalu saat tinggal di negri lain. *cieee…nostalgia nih ceritanya* :v

Tips: Cara Masak Bubur (Resep Bubur Sehat)

Bubur sering diidentikkan dengan keterlanjuran. Apa daya, nasi sudah jadi bubur, begitu bunyinya, kan, ya? ^_^
Tapi tidak dengan bubur kali ini. Bubur ini bermula dari sebuah perencaan. Perencanaan karena seringnya mendengar keluhan sakit sendi dan pegal-pegal dari penghuni rumah. Gimana gak naik tuh asam urat, sarapan paginya aja minum santan. *eaaa.. :v
Sarapannya lontong sayur yang kalau di kampung kami (Sumbar) kuahnya amatlah pekat. Tak sekedar lontong berkuah gulai, ada tambahan lagi, topping berupa gorengan sala, bakwan, tahu, kerupuk, dan sebagainya. Gimana gak kerja keras itu ginjal? Lemak semua. Fiuhhh..!!
Tapi

Tips: Membuat Mi Mentah

Mi, siapa sih yang tak mengenal makanan ini. Ia sudah ada sejak ribuan tahun silam. Masih diperdebatkan negara mana asal mula pencetus mi. Namun mi lebih dikenal dan jadi menu kesehariannya masyarakat Asia. Di Cina menghidangkan mi pada saat pesta ulang tahun dianggap sebagai simbol panjang umur. Di Jepang mi dijadikan teman minum teh. Ada banyak ragam macam mi. Ada mi ramen, mi soba, mi soun, mi spageti, mi udon, mi wai-wai, mi bakmi, mi sagu, mi instan, mi kwetiau, ifu mie, mi fetucini, mi bihun, dan banyak macam mi lainnya. Berdasarkan bahan dasarnya mi ada dua macam, mi dari bahan tepung dan mi dari banan nasi.
Untuk nama mi sendiri masing-masing negara punya sebutan masing-masing. Kita mengenalnya dengan sebutan mi. Orang Eropa menyebutnya pasta. Untuk pasta yang berbentuk memanjang di sebut noddle.
Penasaran dengan cara membuat mi mentah, saya pun akhirnya nekad membuatnya sendiri. Setidaknya

SALAM JENGKOL (Tips mengolah jengkol agar tidak bau)

“Cantik-cantik doyan jengkol ckckck..!”
“Enak tau!” makan dengan lahap.
“Gak takut bau, Tan?”
“Siapa bilang, kan ada trik rahasianya….”

Suatu hari si tante minta dikirimi jengkol dari kampung halaman. Katanya jengkol di kampung lebih enak daripada yang dijual di ibukota. Entah apa bedanya, bukannya dimana-mana bentuk jengkol itu sama saja, ya? Bewarna gelap lembayung tua, biji kuning kemerahan jika sudah matang. Bertekstur keras dan pahit jika masih mentah. Mungkin hanya para pecinta jengkol saja yang tahu dan bisa membedakan cita rasanya. Dan beberapa waktu lalu harga jengkol di pasaran sempat menyaingi harga daging sapi. Bukankah ini sebuah peluang usaha, bertanam jengkol?
Di lain waktu tante yang lain makan lahap dengan sepapan lalap petai, maknyos, neng! ujarnya kalap. Antara petai dan jengkol, selain bentuknya mirip, memiliki sifat yang sama, bau. Selain dilalap, si tante juga suka mengolah si jeng-kol jadi semur. Semurnya enak, khas Sunda. Selain disemur jengkol juga enak digulai, digoreng, dibakar, dan berbagai olahan lainnya. Tentu hanya pecinta jengkol yang tahu persisnya. Banyak lagi kisah-kisah unik terkait si jeng-kol ini. Mungkin masing-masing kita punya cerita manis tentangnya.
Jengkol atau jariang bahasanya kampung kami, selain terkenal dengan pro-kontranya itu, ternyata ia mengandung banyak manfaat juga. Tanaman yang hanya ada di Asia Tenggara ini berjenis polong-polongan, terkenal sangat baik dalam menyerap air tanah. Sangat berguna dalam konservasi air di suatu tempat.
Selain itu di sisi kesehatan jengkol mengandung

sala

SALA

(sala bulek)
Mau sedikit cerita nih tentang macam macam Sala asal Piaman laweh atau Pariaman. Tau dong ya Pariaman itu daerah mana? Hehe.. Itu lho daerah yang kaya dengan kuliner seafoodnya ^_^ Jadi yang disebut Sala itu gak cuma yang bulat bulat gurih itu saja. Nanti setelah baca sampai akhir pasti tau kenapa ada banyak makanan yang bernama sala di daerah tabuik ini. Capcus, lanjut baca..