Jangan hentikan!

Mendung kembali mendaki langit siang ini. Masih kudengar decis air tergilas roda sisa hujan tadi siang. Masih kurasakan sejuknya udara. Tak ada terik hari ini. Mendung saja. Dan sebuah memori, yang entah kapan dan di mana, mendesak-desak hendak keluar dari ingatanku. Sebuah rasa, yang aku pun heran apa namanya, mendominasi perasaanku.

Aku terpenjara olehnya yang kemudian jemariku menyusuri, lalu akhirnya berlabuh pada sebuah file lama. Rinai Sanjo dan Sang Fajar. Sepasang kekasih itu rupanya yang memanggil-manggilku. Yang kisahnya kuciptakan bertahun tahun lalu. Yang namanya jamak menjelma pada kisah banyak orang. Yang ketika kutelusuri jalan ceritanya segera saja menghanyutkanku entah ke mana. Entahlah. Bagimu ini mungkin aneh.

Tapi begitulah. Mereka menawanku dalam cerita suram mereka. Mereka memutar lagi lembaran-lembaran kisah itu di benakku.

Hei, bukankah sejak awal kalian sudah tahu akan kuapakan? ujarku mengingatkan.

Tidak!

Kalian tak terima pembelaanku. Kalian tetap menuntutku menuntaskan kisah.

Hidup kami suram karena ulahmu, tuduhnya membuatku terdesak. Aku terdiam. Kucoba kembali ke dunia kalian. Aku kembali masuk ke perasaan dan cita-cita kalian. Hei, bukankah aku sudah memberi kalian pilihan dan kalian memilih jalan terbaik itu? Sorakku merasa menang. Tidak! Maki kalian membentakku.

Kali ini aku benar benar tersudut. Kalian menumpahkan rasa suram itu ke dalam benakku. Tak kuat rasanya mengangkat dagu. Biru. Abu-abu. Dan sebaris warna suram lainnya menggantung tebal di depan mukaku. Kami tak ingin berakhir seperti maumu!

Jangan hentikan kami! Sorak kalian padaku. Hei, bukankah kisah kalian sudah kuselesaikan dengan indah? Tidak! Maki kalian berulangkali. Lagi lagi aku tersudut. Rupanya bukan begitu maunya kalian. Namun aku terlanjur menyelesaikannya dengan caraku.

Tak kuat rasanya berada lama lama di sana. Hari ini terlalu mendung untuk kubergelut dengan kabut kehidupan mereka. Maka buru buru saja kupencet tombol keluar dari sana. Membiarkan mereka meraung raung dan perlahan hilang dari benakku.

Ketahuilah, aku tak mungkin melupakan. Aku ingat betul mengharu birunya aku sewaktu mengukirkan kisah kalian. Berlembar tisu. Begitu menguras emosi. Dan jujur saja, aku tak cukup tenaga untuk kembali ke sana. Setidaknya untuk saat ini. Maka maafkanlah aku. Kelak, jika aku masih ada usia, akan kujenguk lagi kalian. Bersabarlah. Slalu akan indah pada waktunya, bukan? 😉

(corat coret gak jelas sore ini 😂)

Ingin Pandemi segera Berakhir? #Jaga Jarak

Ingin Pandemi segera Berakhir? #Jaga Jarak

Sesuai instruksi presiden bahwa, sosialisasi hendaknya dilakukan secara terfokus dan tidak sekaligus. Setelah kampanye #PakaiMasker kemaren, sekarang dilanjutkan dengan kampanye #JagaJarak. Sebagai langkah antisipasi kemunculan klaster pilkada, presiden menginstruksikan kampanye #JagaJarak ini mulai dilakukan mulai september.


Tanggal 30 september 2020 kemaren Kominfo RI merangkul KIM dan blogger se-Sumatra Barat dalam webinar bertema Adabtasi Kebiasaan Baru: Patuh Jaga Jarak, Tetap Produktif dan Aman Covid-19 via zoom dan live youtube/djikptv. Webinar kali ini diampu oleh Dirjen IKP Kemkominfo RI, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Kadis Kominfo provinsi Sumatra Barat Drs. Jasman Rizal, MM dan pemerhati kesehatan, dr. Lula Kamal, M.Sc yang dimoderatori oleh Alvera Muly selaku Analis Kebijakan Kemkominfo.


KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) sendiri adalah lembaga publik yang dibentuk dan dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal covid ini KIM berperan dalam penyebaran informasi covid-19, mensosialisasikan dan mengedukasi penanganan covid-19, penyemprotan disinfektan serta pembagian sembako.


Seperti yang sudah diketahui bahwa masalah utama covid-19 bukan pada angka kematian, melainkan pada penyebarannya yang sangat cepat (contagious/menular). Penularan virus ini sendiri terjadi melalui droplet, kontak dengan mukosa (selaput lendir). Untuk itu penerapan sosialisasi #JagaJarak ini sangat penting untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19.

Virus covid-19 masih berstatus pandemi dunia dan belum ditemukan obat serta vaksinnya. Karena itulah penting sekali bagi masyarakat menerapkan 3M; memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Dan yang tak kalah pentingnya ialah menjaga imunitas tubuh agar tetap kuat melawan virus. Dengan cara menjaga pola hidup sehat (pola makan, istirahat, olahraga, kelola stres). Cukupi kebutuhan tubuh akan micronutrisi, seperti vitamin C yang bisa didapatkan dari buah-buahan, vitamin D salah satunya dengan berjemur matahari, vitamin E, zinc, dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan ini dr. Lula Kamal juga menekankan agar kita berhati-hati pada potensi sumber penularan. Contohnya dalam sebuah keluarga. Anggota keluarga yang sering keluar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang dianggap sebagai orang yang berpotensi sebagai sumber penularan. Maka wajib sekali untuk menerapkan protokol kesehatan dengan #JagaJarak dan hindari kerumunan.


Sewaktu makan sebaiknya tidak usah mengobrol. Jaga jarak sejauh dua meter dengan orang lain. Ketika berada di ruangan tertutup sebaiknya tetap memakai masker. Begitu pun ketika berada di kendaraan umum, tidak usah berbicara sembari mejaga jarak dan kenakan masker. Karena droplet virus bisa keluar melalui batuk, bersin, dan saat berbicara. Dan sampai saat ini cara paling ampuh menghindari penularan ialah dengan mengenakan masker dan jaga jarak.


Untuk kasus covid-19 di Sumatra Barat sendiri hingga (per-tanggal 22 september 2020) sudah tercatat sebanyak 4448 orang terpapar dengan 94 angka kematian. Untuk itu pemprov Sumbar sudah melakukan berbagai upaya pengangan seperti, megnhentikan kegiatan car free day, penetapan status tanggap darurat bencana, menyediakan laboratorium RS Unand sebagai tempat uji swab, menyiapkan tempat karaktina, merekrut tenaga kesehatan, pembatasan selektif, PSBB, perda adabtasi kebiasaan baru berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana.

Sejauh ini Kominfo mencatat banyak terjadi penyebaran infodemi/informasi bohong/hoax. Ini merupakan tantangan diera post truth ini. Dimana kebenaran, fakta, dan bukti tidak berlalu penting lagi sepanjang narasi, cerita, dan pemikiran diterima berdasarkan kesamaan pandangan, pikiran, dan keyakinan.

Hal ini tentunya menyuburkan cara-cara manipulatif dan menyihir banyak orang untuk mempercayai berdasarkan prinsip-prinsip diluar penalaran dan akal sehat. Dalam hal ini masyarakat adalah konsumen, produsen, sekaligus distributor informasi melalui maraknya penggunaan media sosial. Untuk itu diperlukan andil kita semua untuk berlaku bijak menyaring informasi. Mari tetap optimis, bahu membahu, dan menerapkan gaya hidup baru ini sebagai kebiasaan kita selanjutnya. Dan semoga pandemi ini segera berlalu.