[Blog Competition] ASUS AMD – Laptop For Everyone

asus-amd-laptop-for-everyone-blog-competition-1.jpg

Laptop sudah jadi kebutuhan sehari-hari saya sejak beberapa tahun belakangan. Tak ada hari tampa laptop pokoknya. Sudah seperti sahabat karib tak terpisahkan lah, ya. Jadi kalau ada yang bertanya siapa orang terdekat saya, dengan lantang saya akan jawab, laptop dong! Gimana tidak, setiap hal yang saya alami dan pikirkan selalu saya laporkan ke laptop. Urusan kerjaan menulis juga saya lakukan bersama laptop. Tak hanya menulis, saya juga menggunakan laptop untuk kebutuhan riset, untuk mendownload video atau musik, nonton youtube, nonton drama Korea, buka media sosial, menyimpan foto tahunan, main game, serta aktivitas penting lainnya. Dan saya yakin teman-teman jaman now juga begitu, kan?

Baca lebih lanjut

Resensi: Tentang Rae

20161001_120645

 Tentang Rae

Judul : Cinta Segala Musim

Penulis : Maya Lestari Gf

Thn terbit : Juni 2016

Penerbit  : Indiva

Tebal hal  : 224 hal

Resensi novel Cinta Segala Musim:

Segala yang patah akan menemukan tumbuh, dan semua yang jatuh akan menemukan bangkit… Begitu bunyi sambutan manis buku ini.

Baca lebih lanjut

Liku panjang menuju pulang

Resensi : Liku panjang menuju pulang
Oleh. Eci FE

pulang2
Judul : Pulang
Penulis : Tere Liye
ISBN : 978-602-082-212-9
Penerbit : Republika
Terbit : Jakarta, 2015
Tebal halaman : iv + 400 hal
Berat : 300 gram
Kategori : Novel

Resensi:
Pulang, novel action yang membuat enggan meninggalkannya meski hanya untuk minum sebentar. Novel ini bercerita tentang mafia dalam negri dengan setting dominan Indonesia.
“Hampir sebagian besar perbankan raksasa dunia terlibat dengan shadow economy. Praktek pencucian uang…”

Dia Bujang, remaja lima belas tahun berasal dari pedalaman Sumatra. Terjebak hidup di dunia hitam karena perjanjian sang bapak dengan Tauke Besar. Dunia yang sebenarnya dekat sekali dengan keseharian kita. Bahkan tanpa sadar kitapun menjadi bagian darinya, shadow economy. Kepergian pertama kali Bujang keluar kampung membawa langkah Bujang jauh sekali meninggalkan kehidupan lamanya. Tauke Besar mengangkatnya menjadi anak. Bujang yang tak terbiasa beralas kaki itu dididik menjadi tukang pukul. Tinggal bersama sekian banyak tukang pukul menghidupkan naluri haus darahnya. Ia mewarisi bakat sebagai tukang pukul dari garis ayahnya. Bujang lalu tumbuh menjadi pemuda yang tak mengenal takut. Gambaran kepribadian Bujang dalam novel ini membuka mata kita, selalu ada mosntrer dalam tiap diri manusia, entah itu membawa manfaat atau malah membawa kehancuran. Ia bisa kapan saja bangkit.
“Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan kemarahan, aku hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.” (Bujang)
Baca lebih lanjut