Siapa bilang hanya sekedar peliharaan?

โ€œKucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas sisa makanan, serta air liurnya suci. Air liurnya bahkan bersifat membersihkan. Hidupnya lebih bersih dari manusia.โ€ (HR. Malik)

โ€œKucing termasuk perhiasan rumah tangga. Ia tak mengotori sesuatu.โ€ (HR. Muslim)

Sudah pada tau tentang kucingnya Nabi bernama Mueza itu, kan, ya? Nabi rela menggunting jubahnya demi menjaga si kucing biar gak kebangun. Ya, gak ada yang menyangsikan betapa penyayangnya sang Nabi Saw pada sesama makhluk Allah. Begitu juga harusnya kita, kan, ya?

Kalau di negara lain hampir tiap rumahnya ada anjingnya, di negri kita lebih akrab dengan kucing. Sama sama makhluk buas yang udah jinak. Sama sama hewan setia dan penyayang. Di rumah saya juga ada. Saya ingat betul awal kedatanganya dulu. Si abu abu mungil, domestik, dengan suara cempreng melengking. Bikin sakit kuping. Sengaja cuma pelihara seekor aja biar gak repot jika ditinggal tinggal.


Kecilnya suka gelut. Pura pura ngumpet terus pas kita lewat dia lompat ke kaki. Jangan tanya soal bekas cakarannya. Perih dan tajam walau tergores sedikit aja. Ada aja ulahnya yang bikin gemes. Beda dari kucing sebelumnya, si abu abu ini anteng aja kalau dimandiin. Selera makannya juga bagus. Setiap hari dikasih ikan rebus.


Soal ikan rebus ini sempat dikomenin sama rangorang. Ngapain repot repot beliin kucing ikan tiap hari. Mending kasih makan orang. Hewan aja kok dimanjain. Hm, belum tau aja kali ya, kucing kan gak punya pikiran buat beli ikan. Sedangkan manusia punya. #Ehh hihi.. intinya, bodo amat. Mungkin pada pingsan kali ya kalau kenal teman saya ya6ng memelihara kucing lima belas ekor di rumahnya dan dirawat sendiri itu. #Opss, julid! Maafkeun..๐Ÿคญ


Saat lagi ngeleptop pun si abu abu ini suka gangguin. Tiduran di belakang layarlah, nginjakin keyboardlah, atau tiduran di samping laptop. Caper banget. Minta diplototin terus kali yak. Ckckck.. gaya tidurnya juga aneh sih. Belum pernah ketemu kucing yang selalu nyender. Ada aja yang dijadiin bantal. Macam kepalanya berat aja gitu. Ihhh, kamu tuh ya, cing, gemesin.


Perangai lainnya itu, si abu abu ini pas udah gede suka pulang malam. Dari kecil emang tidurnya di dalam rumah sih. Trus sekitar pukul dua atau tiga malam dia garuk garukin pintu sambil meong meong. Dikira saya satpamnya dia kali ya. Dicuekin makin menjadi jadi. Jadilah saya jadi tukang bukain pintu tengah malam, nyaris tiap hari. Untuk gak ada yang menampakkan diri. Eh amit amit.๐Ÿ˜ค


Gaya jalannya itu lho, melenggak lenggok tampa rasa berdosa udah gangguin tidur orang. Nyantaaaaiii banget, selow aja masuk ke dalam terus belok ke kamar. Lalu lompat ke tempat tidur sambil telentang merem. Nyebelin banget. Ngambilin lahan orang ckckck. Sering juga dia tidur di kaki. Ujung ujungnya kaki kelipat sampai kesemutan demi jagan dia biar gak kesenggol jatuh.๐Ÿ˜


Pas udah gede si abu abu ini sangar kalau di luar. Siapa aja yang coba coba masuk areal dia diserang habis habisan. Apalagi sama kucing kecil atau mak mak kucing, bagak. Tapi kalau sama kucing oren sih takut dia. Kalah tempur terus sampai cidera. Suaranya serem kalau lagi ngajak berantem. Di rumah mah diimut imutin sama pasang mata berkaca kaca. Apaan coba haha..๐Ÿ™ˆ


Tapi yang paling berkesan itu sewaktu lagi galau galaunya, dia selalu ada di dekat saya. Rela gak main keluar seharian. Mungkin benar ya, kucing sangat sensitif. Bisa ngerasain emosi orang orang di sekitarnya. Sama keluarga yagn lain juga gitu. Seolah mau bilang, aku ikut merasakan yang kau rasa, tenanglah, ada aku di sini. Duhh..


Dan baru baru ini dia menghilang dalam kondisi sakit. Awalnya sering keselek. Trus bulunya rontok, botak di beberapa sisi. Dibawa klinik, kata dokternya karena ginjalnya membengkak. Suhu tubuhnya tinggi. Gak mau makan. Setelah disuntik dan minum obat selera makannya naik lagi. Gak cuma dikasih ikan rebus, pelet juga.


Makin lama makin kurus sampai kelihatan ruas tulang belulangnya walau masih selera makan. Disuntik lagi dan minum obat lagi. Pipis terus di mana mana. Jadi harus ngepel tiap hari.


Dan hampir seminggu ini dia menghilang gak pulang pulang. Teman saya bilang, kucing memang begitu sifatnya. Kalau lagi sakit atau sekarat dia akan pergi sembunyi ke tempat yang susah ditemui orang. Dia gak mau bikin sedih tuannya karena kehilangan dirinya. Makanya dia pergi dengan cara begitu, sembunyi sambil menunggu maut sendirian dengan tenang. Speechless.


Siapa bilang kucing hanya sekedar hewan peliharaan? Dia pergi membawa sekeping hati, menyisakan kenangan. Dia tak akan pernah mungkin kembali. Selamat jalan, Nyow! Maaf gak bisa merawatmu dengan baik.๐Ÿ˜”