Apa yang sebenarnya terjadi? (melawan asap)

vint.book

#Barangkali ini bisa jadi renungan kita semua atas bencana kabut asap yang hampir tiga bulan menyelimuti. Tulisan ini saya copas dari kitab Ibnu Qoyim tanpa merubah susunan kata dan maksudnya.

Siapa saja yang memiliki pengetahuan terhadap kondisi alam semesta dan dasar penciptaannya, pasti akan mengetahui bahwa semua bentuk kerusakan itu, baik yang terjadi di udara, pada makhluk hidup serta kondisi keluarganya, semua itu terjadi setelah selesai proses penciptaan tentunya dengan berbagai sebab yang mengakibatkan adanya kerusakan tersebut. Segala amal perbuatan umat manusia dan pelanggaran mereka terhadap ajaran para rasul seringkali mengakibatkan munculnya berbagai wabah, penyakit, terjadinya panceklik dan kekeringan serta hilangnya keberkahan di bumi, keberkahan buah dan tanaman, hilangnya kasiatnya, atau setidaknya berkurang banyaknya, di samping berbagai efek lain yang datang silih berganti.

Kalau pengetahuan kita tak bisa mencapai hal itu, cukup fahami saja firman Allah ini:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Ar Rum 41

Silakan korelasikan makna ayat ini dengan kondisi alam semesta. Cocokkan dengan realitas yang ada, pasti kita akan melihat proses terjadinya berbagai macam bencana, penyakit pada setiap waktu, menimpa buah-buahan, tanaman atau makhluk hidup lain. Kita juga akan megnetahui proses terjadinya berbagai macam bencana demi bencana yang datang silih berganti. Setiap kali umat manusia melakukan kezaliman dan kefasikan, pasti Rabb mereka akan memunculkan berbagai bencana dan penyakit pada makanan, buah-buahan, lembah, air, badan, tubuh dan fisik mereka, bahkan juga pada wujud dan penampilan mereka. Lalu Allah menggantikan akibat berbagai kekurangan dan bencana tadi dengan munculnya perbuatan, kezaliman dan kefasikkan mereka yang lain.

Dahulu ukuran gandum, jawawut dan sejenisnya lebih besar dari ukurannya sekarang ini. Berkah dari semua tanaman itu juga lebih banyak daripada berkahnya saat sekarang ini. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya bahwa konon pada gudang harta Bani Umayah ditemukan sebuah pundi berisi biji gandum sebesar biji kurma, di pundi tertulis, ”Ini adalah tanaman yang tumbuh dimasa masa keadilan.” kisah ini dituturkan dalam musnad beliau setlah atsar yang beliau riwayatkan sebelumnya.

Kebanyakan penyakit dan wabah secara umum merupakan sisa sisa dari siksa yang menimpa umat umat terdahulu. Tersisalah sebagian dari siksa tersebut yang memantau sisa dari amal perbuatan umat manusia: agar hukum yang adil dan keputusan yang bijaksana harus tetap ditegakkan. Nabi saw telah memberikan isyarat kepada hal itu dalam kasus pes, “Ini adalah sisa dari azab yang diturunkan kepada Bani Israil.”

Demikian juga saat Allah mengirimkan angin taufan kepada kaum Aad selama tujuh malam delapan hari, kemudian sedikit saja yang Allah sisakan dari bekas siksa pada hari hari tersebut, atau yang setara dengan siksa tersebut, sebagai peringatan dan palajaran bagi umat manusia.

Amal perbuatan orang orang shalih dan orang orang fasik memang telah dijadikan oleh Allah sebagai penyebab terjadinya berbagai hal di dunia ini sebagai konsekuensi yang wajib. Maka tertahannya berbagai kebajikan, tidak dilaksanakannya zakat dan sedekah, bisa mengakibatkan tertahannya air hujan dari langit, terjadinya berbagai penceklik dan kekeringan. Kezaliman terhadap fakir miskin, kecurangan dalam menggunakan timbangan dan takaran serta tindakan semena mena terhadap orang lemah, menjadi faktor terjadinya kezaliman para raja dan pemimpin yang tidak lagi menyayangi meskipun orang orang memohon belas kasih mereka, yang tidak akan mengasihi meskipun orang orang meminta mereka mengasihinya. Padahal mereka pada hakikatnya adalah hasil kerja rakyat sendiri yang terlihat dalam wujud para pemimpin. Karena dengan hikmah dan ke-Mahaadilannya Allah memperlihatkan kepada umat manusia hasil dari amal perbuatan yang sesuai dengan kondisi mereka.

Terkadang dalam bentuk penceklik atau kekeringan, terkadang dalam bentuk datangnya musuh. Terkadang dengan munculnya para pemimpin diktator, terkadang dengan rasa duka, rasa sakit atau kemuraman jiwa sehingga mereka tidak bisa melepaskan diri darinya, terkadang dari tertahannya berkah dari langit dan bumi. Terkadang bisa juga dengan dikuasakannya setan terhadap mereka sehingga menggiring mereka untuk mendapatkan siksa Allah yang sebesar besarnya, agar hujjah Allah terbukti bagi kesesatan mereka, sehingga masing masing tergiring menuju takdirnya.
Sumber: Ibnu Qoyim

Tinggalkan komentar