Sejarah Pantai Gandoriah

 

 

Nama adalah doa, maka berilah nama yang baik bagi dirimu dan sesamamu, begitu sang Nabi berujar. Dalam sebuah nama terkandung harapan, tujuan, yang lambat laun diharapkan menjelma menjadi citra diri bagi sang pemilik nama. Sama halnya dengan penamaan pantai nan eksotis ini, pemberian namanya bukanlah asal tempel belaka. Ada harapan baik yang tersemat dalam penamaannya. Harapan baik dari segenap warga Pariaman untuk kebaikkan tanah kelahiran mereka.

Konon, di masa pemerintahan bupati Zainal Bakar dulu, sekitar tahun 1990-1994, tercetuslah ide memberi nama pantai, kampung halamannya bagindo Dahlan Abdullah, dilomat ulung zaman kemerdekaan. Muncul tiga pilihan nama yang semuanya dirasa cocok.

Namun tentu hanya dibutuhkan satu nama yang refresentatif saja. Diantara pilihan itu ada nama, pantai angso duo, pantai piaman indah, dan pantai gandoriah. Lalu dijatuhkanlah pilihan pada pilihan ketiga, pantai gandoriah.

Bagi pendatang baru, tentu nama Gandoriah menimbulkan tanya, apa itu Gandoriah? Atau siapa itu Gandoriah? Kenapa harus Gandoriah? Ada apa dengan pantai itu? Karena tanya akan menuntut jawab, maka boleh disimpulkan nama yang disematkan ke pantai ini sangatlah cocok.

Pantai yang segaris dengan kota Padang ini seakan menyimpan misteri, menimbulkan rasa penasaran di benak banyak orang. Belum lagi bekas-bekas sejarah masa lampaunya, seperti adanya stasiun kereta api zaman penjajahan yang berada persis di depan pantai. Masih beroperasi sampai sekarang. Adanya monumen Angkatan Laut yang jadi penanda perjuangan rakyat beserta angkatan bersenjata mempertahankan kemerdekaan di pantai ini. Perpaduan keindahan alam dan jejak sejarahnya tentu akan jadi paket yang sulit dilupakan oleh pengunjung pantai berpagar empat pulau kecil ini.

Lantas kenapa harus dinamai pantai Gandoriah? Hal ini akan membawa kita menelusuri arus balik ke hulu. Gandoriah sendiri adalah seorang tokoh perempuan dalam cerita rakyat Pariaman. Punya kepribadian mandiri, berparas anggun, dan tentu berhati teguh khas bundo kanduang.

Dalam kisahnya Gandoriah terikat hubungan asmara dengan seorang pemuda tangguh bernama Anggun Nan Tongga. Namun, ketika pautan hati telah begitu kuatnya, mereka harus terpisahkan oleh kesalahan masa lalu. Anggun Nan Tongga yang telah yatim semenjak bayi pernah menyusu pada ibu kandung Puti Gondan Gandoriah. Mereka terikat sebagai saudara sepersusuan. Haram hukumnya untuk menikah. Begitulah kisah kasih tak sampai ini dituturkan turun temurun.

Lalu, apa hubungannya dengan penyematan nama itu ke pantai rancak ini, pantai yang konon pernah jadi pelabuhan besar dan perebutan bangsa asing ini? Sejak tahun 1987 berdiri hotel tertua di daerah Pariaman yang diberi nama hotel Anggun nan Tongga.

Hotel ini berada dalam kawasan pantai Gandoriah. Maka nama Gandoriah dianggap paling cocok sebagai pasangannya. Kedua tokoh dalam cerita rakyat ini seakan terabadikan dengan pemberian nama pada kedua tempat tersebut. Dan tentu saja diharapkan kisah mereka akan dikenang dan jadi pelajaran bagi generasi penerus. Demikianlah sekeping sejarah asal muasal pantai gandoriah. Jangan lupa berkunjung ke pantai ini, ya?

Tinggalkan komentar