Tips Merawat Pakaian   (ketika baju kesayangan dijadikan kain lap)

Tips Merawat Pakaian (ketika baju kesayangan dijadikan kain lap)

Saya percaya tiap kita punya barang kesayangan, ‘sezuhud’ apapun itu individu. Seperti halnya saya yang punya satu baju kaos oblong kesayangan. Usianya melebihi satu dekade. Sudah terkorosi, bolong banyak (sana sini) di bagian punggungnya. Mungkin karena tak tahan oleh asam (kimiawi) keringat. Warnanya tentu tak secerah dulu. Aromanya? Entahlah. Tentu saja ada aroma khas pada tiap tubuh pemakai baju, sebersih apapun pencuciannya. Dalam seminggu, mungkin ada tiga sampai empat kali saya memakainya. Jangan tanya pendapat orang serumah, sudah bebal kuping saya oleh keluhan mereka. Hehe…

Saat hati gundah, sehabis mandi, berbenah, saya akan kenakan baju belel kebanggaan itu. Lalu meringkuk memeluk guling di tempat tidur. Kamu tahu apa yang saya rasa setelahnya? Ya. Rasanya seperti perantau yang bertahun-tahun tak mudik, lalu tiba-tiba berada di kampung halaman bersama orang-orang tercintanya. Hangat. Nyaman. Tenang. Entah perasaan apa lagi lah namanya. Saya seperti berada di rumah setelah tercerabut jauh dari bumi. (diculik alien kali, ya? 😉 )

Seperti itulah saya memperlakukan satu baju itu. Entah kenangan apa yang saya lewati di masa dulunya saat mengenakan baju itu.

Lalu, pernahkah kau alami, semacam situasi, tak sengaja memergoki orang terkasihmu bermain hati dengan kekasihnya yang lain? Apa rasanya? Pahit? Gemes? Yang jelas, hatimu panas, bukan? Ya, begitulah hukum relativitas perasaan. 😉

Siang jelang sore, tak sengaja, sepintas mata, saya menangkap bayangan. Seperti ada onggokkan kain di atas meja teras rumah. Deg! Sepersekian detik aliran-aliran listrik di otak bekerja. Ia munculkan kesadaran. Lalu,

“Itu, kan, baju kesayanganku…..! Kenapa dijadiin kain lappp…?!” keluar tanduk.

Kau tahu bentuk kerupuk udang setelah terendam kuah mie ayam? Lapuk. Lemes. Letoy. Yak, seperti itulah rasanya kenyataan. Saya tak berani bertanya siapa yang begitu tega mengubah fungsi belel saya itu. Sebelumnya, memang sudah ada juga sinyal, pernyataan, tepatnya ancaman akan menjadikan baju butut saya itu kain lap. Tapi tak saya gubris.

Tak layak. Memprihatinkan. Entah apalagi alasan-alasan yang dikemukakan demi memisahkan kami. Oh, tidak! Itu kaos kesayangan saya! Setelah bertahun-tahun kebersamaan, lalu tercerabut dengan cara yang begitu menyakitkan. Kau ter-museumkan, tepatnya, kau dijadikan kain elappp! Apa-apaan inih! Oh, Takdir begitu kejam! ;( #eaaa.. (lebaynya…) :p

Saat saya periksa, kain lap itu, eh bukan, mantan kaos saya itu, sudah hancur-hancuran bentuknya. Penuh debu. Kotor tentu saja. Saya sudah gak bisa apa-apa lagi. Tak mungkin saya ambil dan pakai lagi. Dengan kepala tertunduk, saya mengelus dada. Maafkan aku, tak bisa menjagamu! ;( #mengheningkan cipta, mulai! 😀

Hmm, begitulah. Yuk, ah, sesuai judul, mari kita bahas tips merawat pakaian saja. Merawat baju, pakaian, atau apapun itu, merupakan wujud syukur kita akan nikmat yang dipercayakan. Tak masalah punya baju segudang, atau cuma hitungan jari. Hakikatnya, baju, pakaian itu, diciptakan guna menutupi tubuh, melindungi, membuat nyaman. Jika saat ini kita dapati terjadi peralihan nilai, sikapi saja sebagai sesuatu yang wajar saja. Ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Yak, segampang ituh. ^_^

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merawat pakaian, berikut tips merawat pakaian dari saya :

*Pencucian

Untuk baju baru, biasakan mencucinya terlebih dulu. Agar zat kimiawi pada baju terlepas. Sebab beresiko menimbulkan alergi pada kulit. Sebelum mencuci, pilah bahan yang rentan luntur, pisahkan. Kelompokkan baju sesuai bahan. Jika bahannya halus, baiknya cuci terpisah, pakai tangan (manual) saja. Jangan rendam kain dengan deterjen terlalu lama, bisa cepat lapuknya.

Soal deterjen, saat ini, sudah banyak yang sadar lingkungan. Dengan mengganti deterjen dengan garam. Merendam pakaian dengan garam dipercaya ampuh membuang kotoran. Boleh dicoba, nih. 😉

*Penjemuran

Menjemur kain di lantai dua atau setinggi atap, tidak sama efeknya dengan jemur di halaman belakang rumah. Kain jadi cepat pudar karena terlalu panas. Angin-anginkan saja kain yang berpotensi cepat pudar dan tipis. Terlebih jika sudah lewat proses pengeringan, baiknya dijemur tak terlalu lama.

*Penyetrikaan

Tunggu dulu setrikaan hingga benar-benar panas (stabil). Terburu menyetrika sebelum panasnya maksimal, beresiko alat setrika jadi cepat rusak.

Gunakan cairan pelicin atau air guna melicinkan jenis kain yang susah licinnya. Boleh dengan pewangi sintetis atau pakai rendaman air bunga wangi.

Untuk kain seperti celana/rok dasar, beri alas tipis di atasnya sebelum disetrika. Agar kain tak mengkilap dan meninggalkan jejak setrikaan. Untuk jenis pakaian tertentu, jika perlu bawa saja ke laundry (dry laundry) jika memang tak bisa ditangani sendiri.

*Penyimpanan

Ada lemari yang sudah didisain dengan ventilasi, lubang angin. Ada juga yang tidak. Tujuannya agar kain di dalamnya tak lembab. Pakaian yang lama tak dikeluarkan biasanya berbau apak, lembab, berjamur, bahkan bisa berubah warna. Untuk itu baiknya tebarkan gel anti jamur, gantungkan parfum, atau taruh sekotak kuntum bunga segar, wangi agar kain senantiasa segar dan layak pakai.

*Pemakaian

Tinggal di negri tropis membuat kita selalu berdekatan dengan keringat. Terlebih jika harus beraktivitas seharian dengan mobilitas tinggi di lapangan. Tubuh jadi cepat gerah. Baju basah keringat. Percampuran keringat dan bakteri lalu menimbulkan bau tak sedap. Kita jadi tak nyaman karenanya. Untuk itu ada baiknya sediakan baju ganti, cadangan. Cairan keringat pada kain membuat baju cepat lapuk.

Saat makan, kadang kita abai pada noda yang tak sengaja menempel. Atau saat terkena tinta, baju jadi nambah warna karenanya. Baiknya segera rendam baju sebelum kotoran nempel kuat.

Sekian tips merawat pakaian dari saya. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Dan mari kita perlakukan pakaian dengan baik, sepenuh hati. Banyak sekali jasanya pada kita, bukan? 🙂

 

2 respons untuk ‘  Tips Merawat Pakaian   (ketika baju kesayangan dijadikan kain lap)

Tinggalkan komentar