Sekitar tanggal sebelas hingga empat belas bulan Mei tahun lalu (2017), saya dan kawan-kawan penulis, editor, penerbit, aktivis, guru, dosen se-Sumbar mengikuti pelatihan pemahaman gender di Premier Basko Hotel Padang yang diselenggarakan kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tepatnya, pelatihan pemahaman kesetaraan gender dan penguatan bahan ajar inklusif gender bagi penulis, editor, dan penerbit buku sekolah dasar dan menengah provinsi Sumatra Barat 2017.
Temanya apa? Seperti judul di atas, kami diberi kesempatan memahami apa itu isu gender sebenarnya dan apa tujuannya. Agak sensitif juga saat saya bilang ke teman lain soal isu ini. Lalu benarkah belajar pemahaman gender sebahaya yang dipikirkan? Oh, enggak kok ya. Malah tampa sadar selama ini justru saya dan teman-teman sedang berjalan si atas isu gender itu sendiri. Jadi ini harusnya jadi pelajaran kedepannya dalam menyikapi isu-isu yang kita belum paham tapi sudah menolak atau menerima mentah-mentah. Kesimpulan saya setelah tiga hari tiga malam belajar dan berkumpul dengan pemateri atau pun teman pembelajar lainnya, isu gender tak harus ditakuti, kok, ya. Dan sebagai perempuan saya merasa terwadahi, merasa tak sendirian dalam berjalan. Dan percayala, ini penting untuk dipelajari atau dipahami.
Kali ini saya gak bahas materi pemahaman gender dulu. Nanti deh kapan-kapan kalau lagi mood nulis panjang. Saya setor foto-foto aja. Mumpung masih ingat dan biar jadi kenangan. (*yihaa..). yuk, mari.
Usai perkenalan, ruangan yang tadinya kaku berubah cair usai acara ice breaking yang seru banget, dan dengan penataan bangku seperti ini semua jadi bisa menyimak dengan leluasa.
Peserta dibagi atas beberapa kelompok, Kutilang, Kupu-kupu, Kenari, Kodok. Masing-masing kelompok dapat tugas untuk didiskusikan dan kemudian dipresentasikan. Suasananya emang cair banget dan kekeluargaan. Banyak kali ha-hi-hu-nya, seru pokoknya. (Eh, foto yang lagi main iklan /drama itu kok gak ada, yes? Itu kan moment paling mengocok perut saking lucunya ^^ )
Jika kata-kata tak lagi mewakili, maka goresan kuas yang akan mengambil alih. Abstrak banget ya lukisan dan kain tenunnya? Ada yang bisa menginterpretasikan?
Lorongnya sunyi banget huhu
Pemateri wanna be 😀
Salah satu spot menuju rooftop
Memandang kota Padang dari ketinggian
Sarapan itu penting. Isi amunisi dulu sebelum tempur
Tiga hari tiga malam gak kena matahari, waktunya menghirup udara bebas.
Nah, sekian cerita dari saya. Kapan-kapan deh kalau mood saya posting materinya. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Moga ada manfaat yang bisa diambil.
Pengin punya ksesempatan mengikuti pelatihan seperti ini…
Bersyukurlah bagi yang sudah pernah merasakan manfaatnya…
SukaSuka
Iya, bener, bersyukur bisa ikut. Moga kapan kapan Matsan juga berkesempatan ikut, ya. Makasi sudah mampir.. ^^
SukaSuka