Apa itu Stunting?

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kasus kekurangan asupan gizi kronis yang sudah berlangsung lama sejak janin dalam kandungan.

Gejala atau indikasi stunting ini bisa terlihat begitu anak berusia dua tahun. Cirinya, tinggi badan anak lebih pendek/kerdil dari rata-rata anak seusianya.

Selain berpostur pendek/kerdil, stunting juga menimbulkan dampak lain, berupa dampak jangka pendek dan jangka panjang.

Dampak stunting jangka pendek terjadi pada masa anak-anak. Seperti pertumbuhannya terhambat, kurangnya fungsi kognitif anak, kekebalan tubuh rendah, serta gangguan metabolisme.

Sedangkan untuk jangka panjang, anak stunting ketika dewasa beresiko terkena penyakit katastropik atau PTM (penyakit tidak menular) seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan obesitas.

Perbaikan gizi, terkhusus masalah stunting sendiri merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan. Pencegahan gizi buruk maupun stunting sangat penting karena akan beresiko menimbulkan penurunan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.

Untuk itu pemerintah gencar mensosialisasikan pentingnya pemahaman masyarakat akan hidup sehat khususnya masalah pemenuhan kebutuhan gizi.

Doddy Izwardy selaku Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI dalam acara “Temu Blogger Kesehatan” di Padang (22/3/2018) lalu mengatakan, masalah stunting dan gizi buruk merupakan permasalahan yang harus jadi perhatian semua pihak. Pencegahan stunting sudah dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan.

(Baca juga artikel soal Gizi)

Penanganan Stunting

Stunting bisa dicegah dengan langkah-langkah, yaitu, memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, ASI eksklusif, menjaga kebersihan lingkungan, rutin mengecek perkembangan kesehatan bayi, dan sangat penting untuk memperhatikan asupan gizi anak di tiga tahun pertama kehidupan.

Di momen yang sama, Irjen Kemenkes RI, Oscar Primadi memaparkan persentase faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Yaitu, 10% faktor genetik. 30% faktor sosial. 20% faktor pelayanan kesehatan. Dan 40% faktor lingkungan.

Untuk itu Kemenkes mengajak maysarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan melalui Germas (gerakan masyarakat hidup sehat). Germas merupakan gerakan yang diprakarsai oleh Presiden RI.

Tiga bentuk kegiatan Germas, yakni, melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari, mengosumsi buah dan sayur, memeriksakan kesehatan secara rutin, serta tidak mengosumsi alkohol dan rokok.

 

Tinggalkan komentar